HPLC
HPLC adalah alat yang sangat bermanfaat dalam analisis.
Bagian ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan penggunaan serta prinsip HPLC
yang sama dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. HPLC secara
mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain
dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui
tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya.Membingungkan, ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Meskipun disebut sebagai “normalâ€, ini bukan merupakan bentuk yang biasa dari HPLC. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom. Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol. Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak lambat dalam kolom.Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom. Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam HPLC.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya.Membingungkan, ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Meskipun disebut sebagai “normalâ€, ini bukan merupakan bentuk yang biasa dari HPLC. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom. Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol. Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak lambat dalam kolom.Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom. Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam HPLC.
Injeksi sampel
Injeksi sample seluruhnya otomatis dan anda tidak akan mengharapkan bagaimana mengetahui apa yang terjadi pada tingkat dasar. Karena proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi gas (jika anda telah mempelajarinya).
Injeksi sample seluruhnya otomatis dan anda tidak akan mengharapkan bagaimana mengetahui apa yang terjadi pada tingkat dasar. Karena proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi gas (jika anda telah mempelajarinya).
Waktu retensi
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada:
- tekanan yang digunakan (karena
itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut)
- kondisi dari fase diam (tidak
hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel)
- komposisi yang tepat dari
pelarut
- temperatur pada kolom
Itu
berarti bahwa kondisi harus dikontrol secara hati-hati, jika anda menggunakan
waktu retensi sebagai sarana untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa.
Detektor
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.
Jumlah
cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati
melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan
tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda,
senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda
dari specktrum UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah
205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang
lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.
Interpretasi output dari detektor
Output akan direkam sebagai
rangkaian puncak-puncak, dimana masing-masing puncak mewakili satu senyawa
dalam campuran yang melalui detektor dan menerap sinar UV. Sepanjang anda
mengontrol kondisi kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang diperoleh, tentunya, anda (atau orang lain) sudah
mengukur senyawa-senyawa murninya dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Anda juga dapat menggunakan puncak sebagai jalan untuk mengukur kuanti?tas dari senyawa yang dihasilkan. Mari beranggapan bahwa tertarik dalam senyawa tertentu, X.Jika anda menginjeksi suatu larutan yang mengandung senyawa murni X yang telah diketahui jumlahnya pada instrumen, anda tidak hanya dapat merekam waktu retensi dari senyawa tersebut, tetapi anda juga dapat menghubungkan jumlah dari senyawa X dengan puncak dari senyawa yang dihasilkan.
Anda juga dapat menggunakan puncak sebagai jalan untuk mengukur kuanti?tas dari senyawa yang dihasilkan. Mari beranggapan bahwa tertarik dalam senyawa tertentu, X.Jika anda menginjeksi suatu larutan yang mengandung senyawa murni X yang telah diketahui jumlahnya pada instrumen, anda tidak hanya dapat merekam waktu retensi dari senyawa tersebut, tetapi anda juga dapat menghubungkan jumlah dari senyawa X dengan puncak dari senyawa yang dihasilkan.
Instrumentasi Peralatan HPLC
1. Wadah
fase gerak
Wadah fase gerak
terbuat dari bahan yang inert terhadaop fase gerak .bahan yang umum digunakan
adalah stainless steel atau gelas.daya tampung 500 ml atau 100 ml.sebelum fase
gerak dimasukkan kedalam wadah ,fase gerak harus disaring terlebih dahulu. Hal
ini mungkin mencegah tersumbatnya kolom atau katup dengan partikel-partikel
asing. Setelah selanjutnyya dibebaskan dari gas yg terlarut didalamnya dengan
teknik pengadukkan di dalam vakum ,pendesakan dengan gas yang inert atau dengan
pengantaran dalam ultrasonik ceiner.Wadah fasa gerak dilengkapi dengan
tutup dan pipa yang menghubungkan ke
pompa.
2. Pompa
Pompa tebuat dari bahan
yang inert terhadap fase gerak yang digunakan terbuat dari stainlees steel dan
teplok .pompa dugunakan mampu menghasilkan tekanan sampai 500 Psi pada
kecepatan aliran sampai 3 ml/menit. Pompa aliran tetap tetap gerak ganda
menghasilkan tekanan maksimum 400 bar dengan range kecepatan alir 0,01 – 9,90
ml/menit,pompa tekanan tetap pneumatik amplifier menghasilkan tekanan maksimum
500 bar dengan range kecepatan alir sampai 200 ml/menit .Aliran pelarut dari
pompa harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada berbagai
detektor.
3.
Unit Injeksi
Pengantar sampel ke
kolom dibagi dua yaitu : Pertama memasukkan sampel dengan mikro liter melalui
sekat karet pada unit injeksi dengan atau tanpa perhentian aliran. Cara kedua
,dengan menggunakn injektor atau disebut juga katup penyuktik keluk dan lup
value. Pada cara yang pertama ,volume yang akan diinjeksikan harus telah terukur
sedang pada cara yang kedua volume dapat lebih dari kapasitas injeksi maka
sampel akan diinjeksikan oleh injektor dengan dorongan fase gerak masuk kedalam
kolom.
3. Kolom
Kolom yang umum
igunakan terbuat dari stainless still,panjangnya bermacam-macam 10; 12,5 ; 15;
dan 25 cm,diameter didalamnuya 3 ; 6,2 ;atau 9 mm.kolom dikemas dengan partikel
silika dengan ukuran diameter 3 ; 5 atau 10 mm silika-silika mikro partikel ini
telah digunakan dengan berbagai macam tujuan dalam HPLC,seperti :
a.
Adsoebent pada kromatografi
padat cair
b.
Bahan pendukung untuk
kromatografi cair-cair.
c.
Sebagai fase terikat
dengan mereakikan gugus silianol dengan gugus kimia tertentu.
d.
Sebagai bahan untuk
kromatografi eklusi.
4.
Detektor
Detektor berfungsi untuk memonitor keluarnya solut beserta
fase gerak dari kolom output detektor berupa sinyal listrik yang sebanding
dengan sifat-sifat fase gerak dan solut .Detektor yang digunakan dalam HPLC
secara umum terbagi 3 bagian yaitu :
1. Detektor
sifat bongkah (detektor differensial
).detektor ini memberikan tanggapan –tanggapan terhadap sifat yang dimiliki
oleh solut dan fase gerak.
Contoh : detektor
indeks bias.
2. Detektor sifat zat yang terlarut (detektor
selektif ).detektor jenis ini hanya
tangga terhadap sifat-sifat zat terlarut
(solut) yang dimiliki oleh fase gerak.
Contoh : detektor
UV=Visibel,detektor pancar (flurisensi).
3.
Detektor yang mengukur
sifat analitik setelah fase gerak dihilangkan . Detektor ini merupakan detektor
kromatografi gas yang dimodifikasi untuk HPLC.
Contoh : Flame ionisation detector
(FID),electro captura detector (ECD).
0 komentar:
Posting Komentar