Selasa, 26 November 2013

pengertian karbon aktif

KARBON AKTIF

Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Pada proses tersebut terjadi penghilangan hidrogen, gas-gas dan air dari permukaan karbon sehingga terjadi perubahan fisik pada permukaannya. Aktifasi ini terjadi karena terbentuknya gugus aktif akibat adanya interaksi radikal bebas pada permukaan karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen.
Karbon aktif terdiri dari 87 - 97 % karbon dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen serta senyawa-senyawa lain yang terbentuk dari proses pembuatan. Volume pori-pori karbon aktif biasanya lebih besar dari 0,2 cm3/gram. Sedangkan luas permukaan internal karbon aktif yang telah diteliti umumnya lebih besar dari 400 m2/gr dan bahkan bisa mencapai di atas 1000 m2/gr (Sudibandriyo, 2003). Menurut Yang dkk, (2003) luas permukaan karbon aktif yang dikarakterisasi dengan metode BET berkisar antara 300 – 4000 m2/gr.
Pada dasarnya karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang maupun barang tambang seperti berbagai jenis kayu, sekam padi, tulang binatang, batu bara, kulit biji kopi, tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit dan lain-lain (Manocha dan Satish, 2003). Bahan-bahan alami tersebut dipreparasi dengan cara karbonisasi dan aktivasi  sehingga menghasilkan karbon aktif. Karbon aktif digunakan pada berbagai bidang aplikasi sesuai dengan jenisnya.
Pada abad XV, diketahui bahwa karbon aktif dapat dihasilkan melalui komposisi kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dan larutan. Aplikasi komersial, baru dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai adsorben gas, dan menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang digunakan pada perang dunia 1.
Menurut Suzuki (1990) karbon aktif dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: 
1.      Karbon aktif granut
Jenis ini berbentuk butiran atau pelet. Biasanya digunakan untuk proses pada fluida fase gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut, pemisahan dan pemurnian gas. Karbon aktif granul diperoleh dari bahan baku yang memiliki struktur keras seperti tempurung kelapa, tulang dan batubara. Ukuran partikel dari granul karbon aktif berbeda-beda tergantung pada aplikasinya. Untuk aplikasi adsorpsi fase gas ukuran granul yang sering digunakan adalah 4x8 mesh sampai 10x20 mesh dan untuk bentuk pelet memiliki ukuran partikel 4 mm – 6 mm. 

2.      Karbon aktif powder
Karbon aktif powder umumnya diproduksi dari bahan kayu dalam bentuk serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan struktur yang lemah. Jenis ini memiliki ukuran rata-rata 15–25 µm. ndustri  besar menggunakan karbon aktif powder untuk penghilangan warna pada proses pembuatan makanan. Belakangan karbon aktif powder digunakan padawater treatment untuk air minum dan air limbah. Biasanya karbon aktif powder  digunakan dalam fase cair yang berfungsi untuk memindahkan zat-zat pengganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan.

3.      Karbon aktif  molecular sieves
Aplikasi utama dari karbon aktif moleculer sieve adalah pemisahan nitrogen dan oksigen dalam udara. Karbon aktif  molecular sieve merupakan suatu material yang menarik sebagai model karbon aktif sejak memiliki ukuran mikropori yang seragam dan kecil.



4.      Karbon aktif fiber
Karbon aktif fiber memiliki ukuran yang lebih kecil dari karbon aktif powder. Sebagian besar karbon aktif fiber memiliki diameter antara  7–15 µm. Aplikasi karbon aktif fiber dapat ditemukan dalam bidang perlakuan udara seperti penangkapan larutan. 


Pada prinsipnya pembuatan karbon aktif terdiri atas tiga proses sebagai berikut : 
1.      Pemilihan Bahan Dasar
Persiapan bahan dasar dalam pembuatan karbon aktif perlu dilakukan agar diperoleh karbon aktif yang sesuai dengan tujuan. Persiapan bahan dasar dapat berupa pemilihan, pembentukan, dan pembersihan bahan dasar. Dalam melakukan pemilihan bahan dasar karbon aktif, beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya kemampuan ketersediaan bahan dasar tersebut untuk skala industri, harganya tidak mahal, memiliki kandungan karbon yang tinggi serta memiliki unsur inorganik (seperti abu) yang rendah (Manocha Satish, 2003).
Berdasarkan bentuk dan ukuran, karbon aktif terdapat dalam beberapa jenis seperti powder dan granul. Biasanya disesuaikan dengan tujuan penggunaan, apakah untuk penggunaan pada fase gas  atau fase cair. Karbon aktif bentuk powder umumnya digunakan untuk penyerapan fase cair sedangkan bentuk granul utamanya digunakan untuk aplikasi pada  fase gas. Selain itu kemurnian dari karbon aktif merupakan parameter yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi dari karbon aktif (Bahl dkk, 1987). Oleh sebab itu bahan dasar perlu dipersiapkan dengan melalui proses pencucian dengan larutan dan proses pengeringan. 
2.      Proses Karbonisasi
Proses karbonisasi adalah proses  perlakuan panas pada kondisi oksigen  yang sangat terbatas (pirolisis) terhadap bahan dasar (bahan organik). Proses pemanasan tersebut menyebabkan terdekomposisinya bahan dan lepasnya komponen yang mudah menguap dan karbon mulai membentuk struktur pori-pori. Dengan demikian bahan dasar tersebut telah mimiliki luas permukaan tetapi penyerapannya masih relatif kecil karena masih terdapat residu tar dan senyawa lain yang menutupi pori-pori. Bahan dasar hasil karbonisasi disebut dengan karbon atau arang.
Menurut Yang dkk, 2003, proses karbonisasi dilakukan pada temperatur 400-500 oC sehingga material yang mudah menguap yang terkandung pada bahan dasar akan hilang. Sedangkan menurut Satish, (2003) proses karbonisasi dilakukan pada temperatur kurang dari 800 oC. Hsisheng, (1996) dalam penelitiannya melakukan karbonisasi pada temperatur 800-950 oC.  Nugroho Y, (2000) dalam penelitiannya diperoleh batubara Tanjung Enim akan habis kandungan senyawa yang mudah menguap (volatile matter) pada kisaran temperature 850-950 oC. 
3.      Proses Aktivasi
Proses aktivasi  adalah proses perlakuan panas dengan jumlah oksigen yang sangat terbatas (pirolisis) terhadap produk karbon. Proses aktivasi ini menyebabkan terjadinya pelepasan hidrokarbon, tar dan senyawa organik yang masih melekat pada karbon hasil karbonisasi. Menurut Sontheimer, 1985  pada proses aktivasi terjadi pembentukan pori-pori yang masih tertutup dan peningkatan ukuran serta jumlah pori-pori kecil yang telah terbentuk. Dengan demikian karbon aktif hasil aktivasi memiliki luas permukaan internal yang lebih besar. Karbon hasil aktivasi disebut juga dengan karbon aktif.
Proses aktivasi merupakan proses yang terpenting karena sangat menentukan kualitas karbon aktif yang dihasilkan baik luas area permukan maupun daya adsorpsinya. Proses aktivasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu aktivasi kimia dan aktivasi fisika. 
1.      Aktivasi Kimia
Aktivasi kimia biasanya digunakan untuk bahan dasar yang mengandung sellulosa dan menggabungkan antara tahap karbonisasi dan tahap aktivasi. Zat kimia yang dapat mendehidrasi sepertiphosforic acid (H3PO4) atau KOH ditambahkan ke bahan dasar pada temperatur yang telah dinaikkan. Produk ini kemudian akan mengalami pirolisis termal yang mendegradasi selulosa lalu didinginkan dan terakhir agen aktivasinya diekstraksi. Biasanya hasil proses ini adalah karbon aktif bubuk densitas rendah. Aktivasi kimia ini bertujuan mengurangi pembentukan pengotor  dan produk samping dengan cara merendam bahan mentah dalam senyawa kimia. Menurut Yang  dkk, (2003) proses aktivasi kimia dilakukan pada temperatur 500-900 oC dan activating agent yang digunakan bervariasi seperti phosphoric acid, zinc chloride, potassium sulfide, KOH dan NaOH. 
2.      Aktivasi Fisika
Aktivasi fisika disebut juga aktivasi termal. Menurut Satish, (2003) aktivasi fisika adalah proses untuk mengembangkan struktur pori dan memperbesar luas permukaan karbon aktif dengan perlakuan panas pada temperature 800-1000 oC dengan mengalirkan gas pengoksidasi seperti uap atau karbondioksida. Hasil dari proses aktivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain laju kenaikan temperatur, laju aliran inert gas, temperatur proses, activating agent, lama proses aktivasi dan alat yang digunakan pada penelitian tersebut (Marsh dkk, 2006)
Hsisheng, (1996) melakukan penelitian pembuatan karbon aktif dari tiga jenis batubara antracit pada temperatur aktivasi 900 oC dengan variasi waktu sampai 200 menit dan menggunakan CO2 sebagaiactivating agent. Diperoleh bahwa semakin lama proses aktivasi dilakukan maka semakin besar kandungan batubara yang berkurang dan menghasilkan luas permukaan yang semakin besar.
Bahan dasar yang telah melalui proses karbonisasi dan aktivasi disebut dengan karbon aktif. Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling banyak digunakan sebab adsorben jenis ini dinilai memiliki luas permukaan yang besar dan daya adsorpsi yang paling baik diantara jenis adsorben lainnya (Cabe. dkk, 1999). 


pembuatan yoghurt

PEMBUATAN YOGHURT

Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga popular.
 Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Di AS, untuk dinamai yoghurt, produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.
Yoghurt kaya akan protein, beberapa Vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat.Karena struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu. Yoghurt kaya dengan Vitamin B. Kita telah tahu banyak tentang kesegaran yogurt. Selain rasanya yang asam segar, yogurt dikenal baik untuk kesehatan. Minuman yang diciptakan dari fermantasi susu ini menurut penelitian lebih mudah dicerna oleh usus, terutama oleh orang-orang yang alergi terhadap laktosa (zat yang terkandung dalam susu biasa).Yang pasti, jangan sepelekan produk-produk yang terbuat dari susu ini ketika Anda tengah menjalani program diet. Setidaknya itulah saran para peneliti yang telah menemukan bahwa dengan menambah yogurt sebagai makanan rendah kalori akan dapat membantu menghilangkan lemak perut

A.    DEFINISI YOGHURT
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga populer
Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Di AS, untuk dinamai yoghurt, produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman).Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak membutuhkan kulkas.Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Karena struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadapsusu. Yoghurt kaya dengan vitamin B 
Yogurt adalah susu yang ditambah bakteri lactic dan difermentasikan sehingga rasanya agak asam. Dijual dengan rasa tawar atau rasa buah-buahan. Dapat dibeli di gerai susu di pasar swalayan. Simpan selalu yogurt dalam lemari pendingin untuk menjaga mutunya dan harus habis sekali pakai karena yoghurt tidak tahan lama setelah kemasannya dibuka. Minuman yogurt sangat baik untuk perut yang tidak "beres". Selain segar disajikan saat dingin buahnya pun dapat diganti sesuai selera. Minuman ini bisa dijadikan pilihan sebagai pengganti susu untuk sarapan. Yogurt buah memiliki kandungan nutrisi, mineral, vitamin, lemak, dan asam amino

B.     SUSU
Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susudari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentegayoghurtes krimkejususu kental manissusu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia. Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sedangkan untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi atau biasa disebut dengan nama Yoghurt

C.     MANFAAT YOGHURT
Yoghurt memiliki khasiat bagi kecantikan kulit yaitu sebagai :
1. Yogurt adalah sumber protein dan kalsium. 10 g. plain yogurt, memenuhi 20%   total protein yang seharusnya dikonsumsi setiap hari. Sedangkan, 8 ons yogurt, mengandung kalsium 2 kali lebih banyak dibandingkan susu biasa.
2. Yogurt dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Sebab jika rajin minum yogurt, usus menjadi bersih. Akibat pekerjaan ‘bakteri baik’ yang dikandungnya. Pencernaan pun jadi lancar, tubuh pun sehat. Selain untuk kesehatan tubuh, yogurt juga dikenal baik untuk menjaga kehalusan kulit. Laktosa yang berasal dari ekstrak ragi, berfungsi sebagai astringent (penyegar). Rajin meminum yogurt, juga menjadikan kulit tampak halus, lembut dan tidak kering.
3.  Perawatan kulit menggunakan yogurt ini, juga dapat kita lakukan dari ‘luar’. Penelitian membuktikan, membersihkan kulit dengan yogurt lebih baik dibanding mandi dengan sabun atau shower gel. Yogurt tidak membuang pelembap alami yang ada dipermukaan kulit


   Manfaat lain yang juga banyak terdapat dari yogurt adalah :

1.Mencegah penimbunan toksin dalam perut
2. Meningkatkan fungsi kekebalan sel tubuh, meningkatkan kemampuan sel
3. Melawan infeksi dengan meningkatkan kekebalan tubuh
4. Membantu mencegah kanker, terutama kanker usus dan kanker vagina
5. Membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah
6. Enzim dalam yogurt membantu mengatasi masalah gas dalam perut  

Minggu, 17 November 2013

Pengertian HPLC

HPLC

HPLC adalah alat yang sangat bermanfaat dalam analisis. Bagian ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan penggunaan serta prinsip HPLC yang sama dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya.Membingungkan, ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Meskipun disebut sebagai “normal”, ini bukan merupakan bentuk   yang    biasa    dari  HPLC. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan   lebih     cepat    melewati     kolom. Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol. Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak lambat     dalam  kolom.Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom. Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam HPLC. 

Injeksi sampel
         Injeksi sample seluruhnya otomatis dan anda tidak akan mengharapkan bagaimana mengetahui apa yang terjadi pada tingkat dasar. Karena proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi gas (jika anda telah mempelajarinya).

Waktu  
retensi
         Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada:
  • tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut)
  • kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel)
  • komposisi yang tepat dari pelarut
  • temperatur pada kolom
Itu berarti bahwa kondisi harus dikontrol secara hati-hati, jika anda menggunakan waktu retensi sebagai sarana untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa.
Detektor
         Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.

Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.
Interpretasi output dari detektor
Output akan direkam sebagai rangkaian puncak-puncak, dimana masing-masing puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor dan menerap sinar UV. Sepanjang anda mengontrol kondisi kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang diperoleh, tentunya, anda (atau orang lain) sudah mengukur senyawa-senyawa murninya dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Anda juga dapat menggunakan puncak sebagai jalan untuk mengukur kuanti?tas dari senyawa yang dihasilkan. Mari beranggapan bahwa tertarik dalam senyawa tertentu, X.Jika anda menginjeksi suatu larutan yang mengandung senyawa murni X yang telah diketahui jumlahnya pada instrumen, anda tidak hanya dapat merekam waktu retensi dari senyawa tersebut, tetapi anda juga dapat menghubungkan jumlah dari senyawa X dengan puncak dari senyawa yang dihasilkan.
Instrumentasi Peralatan HPLC
1.      Wadah fase gerak
Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadaop fase gerak .bahan yang umum digunakan adalah stainless steel atau gelas.daya tampung 500 ml atau 100 ml.sebelum fase gerak dimasukkan kedalam wadah ,fase gerak harus disaring terlebih dahulu. Hal ini mungkin mencegah tersumbatnya kolom atau katup dengan partikel-partikel asing. Setelah selanjutnyya dibebaskan dari gas yg terlarut didalamnya dengan teknik pengadukkan di dalam vakum ,pendesakan dengan gas yang inert atau dengan pengantaran dalam ultrasonik ceiner.Wadah fasa gerak dilengkapi dengan tutup  dan pipa yang menghubungkan ke pompa.

2.       Pompa
Pompa tebuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak yang digunakan terbuat dari stainlees steel dan teplok .pompa dugunakan mampu menghasilkan tekanan sampai 500 Psi pada kecepatan aliran sampai 3 ml/menit. Pompa aliran tetap tetap gerak ganda menghasilkan tekanan maksimum 400 bar dengan range kecepatan alir 0,01 – 9,90 ml/menit,pompa tekanan tetap pneumatik amplifier menghasilkan tekanan maksimum 500 bar dengan range kecepatan alir sampai 200 ml/menit .Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada berbagai detektor.

3.     Unit Injeksi
Pengantar sampel ke kolom dibagi dua yaitu : Pertama memasukkan sampel dengan mikro liter melalui sekat karet pada unit injeksi dengan atau tanpa perhentian aliran. Cara kedua ,dengan menggunakn injektor atau disebut juga katup penyuktik keluk dan lup value. Pada cara yang pertama ,volume yang akan diinjeksikan harus telah terukur sedang pada cara yang kedua volume dapat lebih dari kapasitas injeksi maka sampel akan diinjeksikan oleh injektor dengan dorongan fase gerak masuk kedalam kolom.


3.      Kolom
Kolom yang umum igunakan terbuat dari stainless still,panjangnya bermacam-macam 10; 12,5 ; 15; dan 25 cm,diameter didalamnuya 3 ; 6,2 ;atau 9 mm.kolom dikemas dengan partikel silika dengan ukuran diameter 3 ; 5 atau 10 mm silika-silika mikro partikel ini telah digunakan dengan berbagai macam tujuan dalam HPLC,seperti :

a.      Adsoebent pada kromatografi padat cair
b.      Bahan pendukung untuk kromatografi cair-cair.
c.       Sebagai fase terikat dengan mereakikan gugus silianol dengan gugus kimia tertentu.
d.      Sebagai bahan untuk kromatografi eklusi.

4.            Detektor
         Detektor berfungsi untuk memonitor keluarnya solut beserta fase gerak dari kolom output detektor berupa sinyal listrik yang sebanding dengan sifat-sifat fase gerak dan solut .Detektor yang digunakan dalam HPLC secara umum terbagi 3 bagian yaitu :

1.      Detektor sifat bongkah  (detektor differensial ).detektor ini memberikan tanggapan –tanggapan terhadap sifat yang dimiliki oleh solut dan fase gerak.
Contoh : detektor indeks bias.
2.    Detektor sifat zat yang terlarut (detektor selektif ).detektor jenis ini hanya
      tangga terhadap sifat-sifat zat terlarut (solut) yang dimiliki oleh fase gerak.
Contoh : detektor UV=Visibel,detektor pancar (flurisensi).
3.         Detektor yang mengukur sifat analitik setelah fase gerak dihilangkan . Detektor ini merupakan detektor kromatografi gas yang dimodifikasi untuk HPLC.
Contoh : Flame ionisation detector (FID),electro captura detector (ECD).

pengertian Spektrophotometer Serapan Atom

Spektrophotometer Serapan Atom (SSA)
                                   
                 Dalam kimia analitis, spektroskopi serapan atom adalah teknik yang digunakan untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi lebih dari 70 logam yang berbeda dalam larutan. Meskipun spektroskopi serapan atom dimulai pada abad kesembilan belas, bentuk modern yang sebagian besar dikembangkan selama tahun 1950 oleh tim ahli kimia Australia. Mereka dipimpin oleh Alan Walsh dan bekerja di CSIRO (Commonwealth Ilmu Pengetahuan dan Riset Industri Organisasi) Divisi Kimia Fisika di Melbourne, Australia.
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk penentuan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
 Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut menyebabkan atom penyerap tereksitasi: elektron dari kulit atom meloncat ketingkat energy yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat penyerapan radiasi (absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan.
Hubungan kuantitatif antara intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi unsur yang ada dalam larutan cuplikan menjadi dasar pemakaian SSA untuk analisis unsur-unsur logam. Untuk membentuk uap atom netral dalam keadaan/tingkat energi dasar yang siap menyerap radiasi dibutuhkan sejumlah energi. Energi ini biasanya berasal dari nyala hasil pembakaran campuran gas asetilen-udara atau asetilen-N2O, tergantung suhu yang dibutuhkan untuk membuat unsur analit menjadi uap atom bebas pada tingkat energi dasar (ground state).  Prinsip analisis dengan SSA adalah interaksi antara energi   radiasi dengan atom unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan   untuk analisis unsur. Atom suatu unsur akan menyerap energi dan   terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh tenaga eksitasinya dalam bentuk radiasi. Frekuansi radiasi yang dipancarkan karakteristik untuk setiap unsur dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi yang kemudian mengalami deeksitasi. Teknik ini dikenal dengan SEA (spektrofotometer emisi atom). Untuk SSA keadaan berlawanan dengan cara emisi yaitu, populasi atom pada    tingkat dasar dikenakan seberkas radiasi, maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat dasar tersebut. Penyerapan ini menyebabkan terjadinya pengurangan  intensitas radiasi yang diberikan. Pengurangan      intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar tersebut.